Kamis, 18 Maret 2010

TEOLOGI MULAI DENGAN KENYATAAN MASYARAKAT

1. Kristis Dalam Masyarakat

Ciptaan telah berubah menjadi buruk di hadapan Allah. Pernyataan Ignacio Ellacuria yang lebih berciri teologis dan historis ini muncul dari pengamatannya terhadap masalah-masalah kemiskinandan penindasan yang tampak secara terkonsentrasi di negara-negara miskin ”dunia ketiga”. Kemiskinan menjadi lebih parah apalagi dengan tersingkirnya budaya-budaya setempat oleh budaya komersial-global yang datang dari luar, selain itu masalahnya datang dari marginalisasi pendidikan. Di Indonesia sendiri masalah krisis ekonomi dan politik akhir-akhir ini semakin memperburuk nasib orang miskin yang meningkatkan jumlah pengangguran, selain itu meningkatnya jumlah orang miskin terutama bayi, balita dan anak-anak. Seperti beberapa pekan yang lalu kita, banyak sekali muncul di media mengenai masalah penyakit yang mendera anak-anak dari usia bayi sampai dengan usia anak-anak. Seperti yang kita ketahui ada banyak anak yang menderita penyakit gizi buruk, kelainan hati, dan lain sebagainya. Dari kesemuanya itu, penyakit tersebut tidak dapat diatasi secara baik karena alasan perekonomian yang tidak baik dalam keluarga. Selain fenomena tersebut banyak orang tua karena alasan perekonomian, rela menjual anaknya sendiri seharga hanya Rp. 1.000.000 saja. Sungguh ironis. sementara ada banyak orang yang bisa menikmati hidup secara layak dan sehat tidak menghormati hidup ini secara baik. Banyak yang menyia-nyiakan hidupnya. Aneh.

2. Teologi Berhadapan Dengan Krisis Masyarakat Dunia

Kenyataan dunia saat ini, khususnya soal penderitaan masyarakat miskin, telah menyodorkan pertanyaan serius kepada umat beriman dari semua agama dan kepercayaan. Sampai dimankah keterlibatan mereka secara positif atau negatif, artinya sejauh mana mereka terlibat dan tebuka terhadap realitas itu dan kemungkinan menanggapi dalam tindakan iman yang nyata. Ataukah mereka justru mengambil jalan menutup diri dan membekukan sikap belas kasihnya?

Dalam lingkungan Kristiani sendiri ditunjukan bahwa masalah keselamatan sebagaimana diwartakan oleh iman kristiani masih merupakan masalah yang serius justru karena kenyataan dunia di mana mereka hidup masih dan tampaknya di dominasi oleh situasi tidak adanya keselamatan. Teologi diartikan sebagai refleksi iman secara sistematis dan kritis ditengah situasi masyarakatnya dan dunia. Di lain pihak yang kita sebut teologi itu memiliki tiga bentuk refleksi yang saling berkaitan: fundamentalis, sistematis dan praktis.

Lingkungan akademik, umat beriman, dan masyarakat merupakan komunitas penerima atau alamat dari sintesis refleksi kritis dari teologi. Oleh karena itu teologi harus selalu siap untuk mempertanggungjawbkan klaim kebenaran yang dikemukakannya dengan interpretasi kritisnya atas tradisi ditengah realitas masyarakat yang bertanya. (Budi, Hartono. 2003: Teologi, Pendidikan, dan Pembebasan)

Senin, 15 Maret 2010

PASTORAL SEKOLAH

1. Kegiatan pastoral sekolah yang masih relevan dan tidak relevan

ü Koinonia

Perkenalanà relevan, karena merupakan suatu profesi yang harus dilaksanakan oleh pekerja pastoral yang berhubungan dengan jabatannya. Mis; mengenal perkembangan mental spiritualitas siswa, mengenal siswa dalam hubungan dengan keluarganya, mengenal kebutuhan dan masalah siswa, guru-guru diharapkan dapat saling mengenal pribaadi maupun dalam tugas-tugas serta berusaha mengenal dan mengunjungi sati sama lain.

Inventarisasi à relevan, hal ini dipandang sebagai pengenalan siswa lebih dalam jika dikaitkan dengan perkembangan kemajuan zaman pada saat ini.

Bimbingan à relevan, merupakan tindak lanjut dari inventarisasi yang telah dilakukan. Namun ada beberapa kegiatan bimbingan yang tidak relevan mis; bimbingan kepada orang tua dari siswa yang mengalami masalah dalam pendidikan, bimbingan pastoral kepada guruà dibutuhkan namun tidak relavan untuk zaman sekarang.

Musyawarah dengan orang tua à relevan, perlunya ada kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah untuk dapat melihat pastoral sekolah sebagai lahan pembinaan bagi anak-anak.

Musyawarah semua guru à relevan, dibutuhkan kerjasama yang baik antar pelaku pastoral itu sendiri. Pembicaraan antar pekerja pastoral dengan siswaà relevan, perlunya komunikasi yang baik antara pekerja pastoral dan siswa. Pembicaraan dengan instansi lainà relevan, perlunya kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan instansi lain untuk menambah jaringan relasi guna menunjang pastoral.

Perencanaan Pendidikan à relevan, karena dapat mengintegrasikan baris penuntun dari pemerintah dengan pandangan pedagogis mengenai pendidikan dan ajaran dan kebijakan Gereja Katolik.

Perencanaan khusus dalam hubungan dengan kegiatan-kegiatan pastoral sekolah à relevan terutama di sekolah katolik untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan guna mempertebal iman.

Rencana kerja pastoral à relevan,

Perencanaan sesuai dengan tujuan pastoral à relevan

Pengelolaan àrelevan

Evaluasi à relevan

ü Kerygma

Bersumber dan berpusat pada sabda Allah à relevan, pastoral sekolah tidak bisa terlepas dari ajaran-ajaran gereja.

Hubungan dengan mereka yang beragama lain à relevan, dapat membangun dialog yang lebih baik dengan agama lain. Pastoral sekolah dipandang sebagai komunikasi antar agama, baik dari pihak siswa, guru maupun karyawan.

Soal pendidikan keagamaan à relevan, untuk pengembangan hidup rohani, baik siswa katolik maupun non katolik, namun khusus kepada siswa katolik.

ü Liturgia

Perayaan liturgi sebagai sumber dan puncak hidup kristiani à relevan

Partisipasi yang non katolik à relevan, karena mereka setelah bergabung bersama di sekolah katolik konsekuensinya mengikuti segala kegiatan terlebih jika menuntut keterlibatan dari pihak non katolik.

Misa sekolah à relevan.

Perayaan tahun liturgi à tidak relevan

Tugas dalam pengudusan à relevan

ü Diakonia

Pelayanan manusia seutuhnya à

Pembagian tugas à relevan agar kegiatan bisa terkontrol dengan baik.

Pembinaan khusus, konseling pastoralàrelevan, karena petugas pastoral juga harus mengetahui keadaan dari siswanya. Bimbingan status hidup à relevan, karena siswa perlu memantapkan diri untuk menjadi yang terbaik. Kaderisasi à relevan, karena generasi muda adalah masa depan gereja jadi siswa perlu mengetahui dan bisa mempelajari hal yang berkaitan dengan Gereja.

ü Martyria

Ciri jati diri sekolah katolik à relevan, khususnya siswa katolik tahu bahwa sekolah katolik memang baik.

Citra sekolah katolik à relevan, menyadari konsekuensi ditengah masyarakat.

Kristenisasi à tidak relevan, karena tidak ada yang memaksa non katolik untuk masuk ke sekolah katolik, karena dalam sekolah katolik tata nilai dan aturan dan kegiatan yang bertolak dari gereja katolik, sehingga harus menerima konsekuensi dalam sekolah katolik.

Kesaksian demi pembangunan masyarakat, bidang pendidikan à tidak relevan, karena meskipun pastoral sekolah namun tindak lanjut dalam masyarakat belum tampak, bidang medis à tidak relevan, bidang sosial ekonomi à tidak relevan, bidang pelayanan sosial àrelevan, pembangunan masyarakat à tidak relevan, bidang kebudayaan à relevan, bidang ekumene à relevan.

2. Kegiatan yang perlu ditambahkan untuk kelima bidang pastoral sekolah sesuai dengan situasi zaman sekarang

· Rekoleksi

· Retret sekolah

· Rekreasi sekolah

· Pelatihan

3. Cara yang tepat dalam melaksanakan ke lima bidang pastoral sekolah.

Cara untuk melaksanakan pastoral sekolah menurut lima bidang tersebut, diantaranya adalah:

· Silahturahmi antar agama dalam sebuah perayaan mis; Natal-Paskah, Tahun baru, Lebaran dll.

Minggu, 14 Maret 2010

kata-kata yang meneguh kan

“‘Cukup!ah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna, Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:9

Kelemahan adalah suatu keterbatasan yang kita warisi atau kita dapatkan karena adanya suatu peristiwa yang terjadi di mana kita tidak punya kuasa menolaknya. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, baik itu secara fisik, emosi ataupun intelektual. Karena itulah tidak seharusnya seseorang bermegah atau membanggakan diri sendiri.

Bila kita merasa memiliki banvak kelemahan, tidak seharusnya kita menjadi takut, pesimis dan mengasihani diri sendiri, karena sesungguhnya semua orang pasti punya kelemahan. Mungkin saat ini kita merasa berada dalam kelemahan karena keterbatasan dalam hal keuangan (hidup dalam kekurangan atau tidak mampu secara ekonomi); terbatas secara pendidikan (tidak sekolah tinggi); keterbatasan secara fisik (cacat, punya sakit-penyakit) atau juga keterbatasan emosional (trauma, sakit hati, kepahitan, luka-luka batin) dan lainnya. Dan kesemuanya itu ada satu hal yang harus kita perhatikan yaitu kelemahan bukanlah masalah utama, namun yang terpenting adalah apa yang kita kerjakan ketika menyadari bahwa ada kelemahan dalam diri kita.

Adakalanya pilihan mengijinkan ada kelemahan dalam hidup kita, dengan tujuan agar kita belajar rendah hati dan juga menunjukkan kuasa-Nya atas kita. Tuhan tidak pernah terkesan dengan orang-orang yang merasa dirinya pintar, kuat dan mampu dengan kekuatan sendiri, tetapi sangat tertarik kepada orang-orang yang menyadari dan mengakui keterbatasan, ketidakberdayaan atau kelemahannya. Banyak kisah dalam Alkitab tentang orang-orang biasa yang memiliki banyak kelemahan, namun hidupnya dipakai Tuhan secara luar biasa. Contohnya Musa, sebelum menjadi pemimpin besar Israel, ia adalah orang yang tidak percaya diri dan merasa tidak layak (Keluaran 4:10) Ingat! Walaupun kita memiliki kelemahan, Tuhan tidak bisa dibatasi oleh keterbatasan kita. Kita adalah bejana-bejana tanah liat, Dia penjunannya, Saat kita ijinkan Tuhan bekerja melalui kelemahan kita. Dia akan membentuk kita jadi bejana yang luar biasa.

Segala perkara dapat kita tanggung di dalam Tuhan karena Dia yang memberi kekuatan (baca Filipi 4:13).

thnks buat agustinus cahyana yg memberikan banyak inspirasi...